Akhir-akhir ini aku berada dalam kondisi yang diselimuti awan
hitam, alias lagi badmood. Entah karena persoalan-persoalan kecil yang terjadi
disekitarku, masalah teman, masalah website yang sedang aku kerjakan, ataupun
karena masalah sepele lainnya. Dari dulu aku memang jarang bisa marah
pada orang-orang terdekatku, karena aku selalu memilih untuk mengalah daripada
memperpanjang suasana, tapi kalau dipikir-pikir sudah saatnya aku harus
berubah!! Yups berubah menjadi superwoman..:D
Aku gak bisa terus-terusan seperti ini, dan finally aku harus
menerapkan ketegasan pada diriku dan pada orang lain disekitarku. Alasannya aku
gak mau terus-terusan menjadi orang yang lembek dan tak punya ketegasan,
disuruh ini-itu nurut saja seperti kerbau.
Sekarang sudah tak ada lagi diriku
yang cengeng dan penakut, yang ada hanyalah diriku yang independent, tegas, and
kuat.
Tapi kenapa "ketegasan" yang aku lakukan seringkali
disalah artikan jadi "kemarahan" oleh orang-orang sekitarku. Mungkin
mereka saja yang tak tahu makna ketegasan. Maka dari itu sekarang aku akan
mengupas (jeruk kalii dikupas) tentang perbedaan TEGAS dan MARAH..
Artikel dibawah ini co-pas dari blog sebelah..
Tegas adalah
suatu bentuk sifat akibat dari suatu tindakan yang diambil dalam suatu
keputusan, dalam banyak kejadian terkadang aktifitas tegas ini memang
tidak jarang diikuti aktifitas marah. Aktifitas tegas ini biasanya dikeluarkan
setelah melalui suatu perhitungan atau analisa yang telah dilakukan.
Marah adalah
suatu bentuk sifat akibat tidak sesuainya suatu kondisi yang diharapkan, akan
tetapi dalam banyak kejadian aktifitas marah tidak selalu diikuti suatu
keputusan. Aktifitas marah ini biasanya dilakukan secara spontan dan tanpa
perhitungan atau analisa yang dilakukan.
Dari kedua sebab akibat
yang menyebabkan dilakukannya kedua aktifitas tadi, jelaslah sudah bahwa
keduanya memang mempunyai sifat dan latar belakang yang berbeda. Pertanyaanya
bagaimana kita menyikapi dan membedakan kedua aktifitas tadi ?
Cara yang paling mudah
membedakannya adalah dengan mengkondisikan fikiran kita pada posisi positive
thinking, dengan demikian fikiran kita akan rileks dalam memilah apakah suatu
kejadian itu sedang dalam bentuk suatu ketegasan atau suatu kemarahan. Singkatnya
kondisi emosi kita dalam melihat dan memilah sangatlah berperan penting.
Seorang Leader harus
mempunyai salah satu sifat Leadership yaitu mampu membedakan
suatu ketegasan dan suatu kemarahan. Tetapi seorang leader juga harus mampu
melakukan aktifitas tegas dan marah.
Banyak sudah contoh kasus
disekeliling kita bagaimana seorang pemimpin kita nilai tidak bisa tegas,
begitu juga banyak pemimpin kita yang tidak dapat marah. Bahkan ada pemimpin
kita tidak mampu melakukan kedua - duanya. Pertanyaannya bagaimana
seorang leader harus melakukan kedua hal ini ?
Perlu sifat yang bijak
dalam melakukannya.
Ketegasan harus dilakukan, pada
saat kondisi yang diperlukan yaitu pada saat dimana suatu kondisi sudah mulai
labil atau tidak stabil ( Process and Human Approach ), disini seorang leader
harus mampu mengambil keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal
kembali. Jika tidak ! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan
lamanya tindakan yang diambil.
Kemarahan harus
dilakukan, pada saat kondisi yang diperlukan yaitu padaa
saat dimana suatu kondisi sudah mulai labil atau tidak stabil bahkan diluar
aturan ( Human Approach ), disini seorang leader harus mampu mengambil
keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal kembali. Jika tidak
! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan lamanya tindakan yang
diambil.
Jadi tindakan untuk marah
adalah berfungsi untuk mengembalikan fungsi sebagaimana mestinya tetapi lebih
pada Human Approach. Mengapa demikian ? Pada dasarnya sifat manusia dibagi
menjadi tiga yaitu : 1. Cukup dilihat dia sudah
mengerti, 2.Diajarkan dahulu dia baru mengerti, 3. Dimarahi
dulu dia baru mengerti. Nah faktor yang ketiga inilah yang
mengharuskan seorang Leader harus mampu mengeluarkan salah satu sifat
Leadershipnya yaitu : Marah. Tentunya dengan tujuan untuk mengembalikan kepada
kondisi yang diharapkan.
Jadi jelas ! Tegas bukan
berarti Marah, dan Marah bukan suatu ketegasan, keduanya sangatlah diperlukan
dalam memimpin. Tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang Tegas
bukan yang Pemarah.
Sumber : Firdausmadjid.blogspot.com
2 komentar:
Hy..nice info.. :D
thankyou.. :)
Posting Komentar