img.w2bsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

blogger

Labels

Welcome

Welcome Pictures

Rabu, 18 April 2012

Apa Bedanya Tegas dan Marah?


Akhir-akhir ini aku berada dalam kondisi yang diselimuti awan hitam, alias lagi badmood. Entah karena persoalan-persoalan kecil yang terjadi disekitarku, masalah teman, masalah website yang sedang aku kerjakan, ataupun karena masalah sepele lainnya.  Dari dulu aku memang jarang bisa marah pada orang-orang terdekatku, karena aku selalu memilih untuk mengalah daripada memperpanjang suasana, tapi kalau dipikir-pikir sudah saatnya aku harus berubah!! Yups berubah menjadi superwoman..:D

Aku gak bisa terus-terusan seperti ini, dan finally aku harus menerapkan ketegasan pada diriku dan pada orang lain disekitarku. Alasannya aku gak mau terus-terusan menjadi orang yang lembek dan tak punya ketegasan, disuruh ini-itu nurut saja seperti kerbau. 
Sekarang sudah tak ada lagi diriku yang cengeng dan penakut, yang ada hanyalah diriku yang independent, tegas, and kuat.
Tapi kenapa "ketegasan" yang aku lakukan seringkali disalah artikan jadi "kemarahan" oleh orang-orang sekitarku. Mungkin mereka saja yang tak tahu makna ketegasan. Maka dari itu sekarang aku akan mengupas (jeruk kalii dikupas) tentang perbedaan TEGAS dan MARAH..
Artikel dibawah ini co-pas dari blog sebelah..

Tegas adalah suatu bentuk sifat akibat dari suatu tindakan yang diambil dalam suatu keputusan, dalam banyak kejadian  terkadang aktifitas tegas ini memang tidak jarang diikuti aktifitas marah. Aktifitas tegas ini biasanya dikeluarkan setelah melalui suatu perhitungan atau analisa yang telah dilakukan.


Marah adalah suatu bentuk sifat akibat tidak sesuainya suatu kondisi yang diharapkan, akan tetapi dalam banyak kejadian aktifitas marah tidak selalu diikuti suatu keputusan. Aktifitas marah ini biasanya dilakukan secara spontan dan tanpa perhitungan atau analisa yang dilakukan.

Dari kedua sebab akibat yang menyebabkan dilakukannya kedua aktifitas tadi, jelaslah sudah bahwa keduanya memang mempunyai sifat dan latar belakang yang berbeda. Pertanyaanya bagaimana kita menyikapi dan membedakan kedua aktifitas tadi ?
Cara yang paling mudah membedakannya adalah dengan mengkondisikan fikiran kita pada posisi positive thinking, dengan demikian fikiran kita akan rileks dalam memilah apakah suatu kejadian itu sedang dalam bentuk suatu ketegasan atau suatu kemarahan. Singkatnya kondisi emosi kita dalam melihat dan memilah sangatlah berperan penting.

Seorang Leader harus mempunyai salah satu sifat Leadership yaitu mampu membedakan suatu ketegasan dan suatu kemarahan. Tetapi seorang leader juga harus mampu melakukan aktifitas tegas dan marah. 

Banyak sudah contoh kasus disekeliling kita bagaimana seorang pemimpin kita nilai tidak bisa tegas, begitu juga banyak pemimpin kita yang tidak dapat marah. Bahkan ada pemimpin kita tidak mampu melakukan kedua - duanya. Pertanyaannya bagaimana seorang leader harus melakukan kedua hal ini ?

Perlu sifat yang bijak dalam melakukannya. 
Ketegasan harus dilakukan, pada saat kondisi yang diperlukan yaitu pada saat dimana suatu kondisi sudah mulai labil atau tidak stabil ( Process and Human Approach ), disini seorang leader harus mampu mengambil keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal kembali. Jika tidak ! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan lamanya tindakan yang diambil.
Kemarahan harus dilakukan, pada saat kondisi yang diperlukan yaitu padaa saat dimana suatu kondisi sudah mulai labil atau tidak stabil bahkan diluar aturan ( Human Approach ), disini seorang leader harus mampu mengambil keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal kembali. Jika tidak ! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan lamanya tindakan yang diambil.

Jadi tindakan untuk marah adalah berfungsi untuk mengembalikan fungsi sebagaimana mestinya tetapi lebih pada Human Approach. Mengapa demikian ? Pada dasarnya sifat manusia dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Cukup dilihat dia sudah mengerti, 2.Diajarkan dahulu dia baru mengerti, 3. Dimarahi dulu dia baru mengerti. Nah faktor yang ketiga inilah yang mengharuskan seorang Leader harus mampu mengeluarkan salah satu sifat Leadershipnya yaitu : Marah. Tentunya dengan tujuan untuk mengembalikan kepada kondisi yang diharapkan.

Jadi jelas ! Tegas bukan berarti Marah, dan Marah bukan suatu ketegasan, keduanya sangatlah diperlukan dalam memimpin. Tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang Tegas bukan yang Pemarah.



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hy..nice info.. :D

chubby_chibby mengatakan...

thankyou.. :)

Posting Komentar

Cari Informasi di Wikipedia

Hasil penelusuran