img.w2bsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

blogger

Labels

Welcome

Welcome Pictures

Jumat, 21 Februari 2014

KKN Story


Pengalaman KKN kemarin sungguh membekas di hati. Awalnya saat akan berangkat KKN pada tanggal 21 Januari 2014 aku merasa sangat sedih karena akan meninggalkan kehidupanku yang normal dan "serba ada" menuju ke pedalaman desa yang bisa dibilang "sederhana". Namun pemikiranku berubah sejak aku datang ke desa Taman, Sampang-Madura dan menikmati hari-hari KKN ku disana.

keterangan : foto diambil saat survey (hanya sebagian mahasiswa yang ikut)

Cerita berawal dari rombongan KKN ku yang berjumlah 16 mahasiswa dan kami berasal dari jurusan serta angkatan yang berbeda-beda, sayangnya ada satu orang temanku harus pulang duluan dan tidak bisa melanjutkan KKN karena alasan akademik, sehingga jumlahnya jadi 15 orang. Tentu saja tak mudah menyatukan isi kepala 15 orang yang berbeda namun syukurlah tidak banyak konflik yang terjadi. Oh ya nama 15 orang temanku itu Istiq, Apsari, Candra, Della, Tya, Dini, Yuan, Fonda, Icha, Risty, Diaz, Ilmi, Adit, Allan dan Wahyu.

Kami menempati rumah saudara Kepala Desa, dalam satu rumah tersebut  tempat tidur cowok dan cewek dipisahkan oleh lemari. Ada banyak hal yang terjadi selama masa KKN, mungkin terlalu panjang jika aku ceritakan semua, jadi aku hanya akan menceritakan hal-hal apa saja yang menarik menurutku. Pada dasarnya aku orang pendiam, aku lebih suka mengamati dan menganalisis keadaan yang ada diantara teman-teman. Ada yang keras kepala, ada yang super baik namun sering jadi bahan ejekan, ada yang anak manja, ada yang tidak suka sayur, ada yang cerewet, ada juga yang sering ditindas, dan ada juga yang cuek-cuek saja, semua karakter yang berbeda dari teman-teman itu mewarnai perjalanan KKN selama satu bulan di desa Taman.
Akan aku ceritakan mengenai Desa Taman secara garis besar, desa tersebut berada tepat setelah gapura perbatasan antara Bangkalan dan Sampang Madura. Orang-orang yang ada disana sangat ramah terhadap mahasiswa KKN, tepat di samping kiri rumah kontrakan KKN ada ibu-ibu yang berjualan rujak, dan di depan ada penjual bakso, lalu di sebelah PAUD terdapat ibu-ibu yang berjualan “ketela goreng”, anak-anak KKN biasa memanggil beliau dengan sebutan “Ummi Tela”. Di depan rumah kontrakan terdapat surau tempat anak-anak kecil sering berkumpul dan bermain. Anak-anak di desa Taman begitu menginspirasi ku, mereka benar-benar mempunyai semangat belajar yang tinggi dan mempunyai cita-cita yang hebat. Mereka sangat senang dengan kehadiran mahasiswa KKN dan sering bermain serta belajar di surau depan rumah kontrakan KKN. Setiap sore mahasiswa KKN termasuk aku bergantian mengajar anak-anak kecil di desa Taman, namun aku sedikit merasa bersalah karena sejak aku sakit kedatangan anak-anak kecil jadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Padahal aku kangen sekali pengen mengajar mereka lagi. Oh ya nama-nama mereka yaitu Kiki, Nita, Aisyah, Desi, Syifa, Sulis, Mayang, Febi, Aril, Irul dan masih banyak lagi yang lain.

Sekitar minggu ketiga waktu pelaksanaan KKN aku drop. Tubuhku benar-benar lemas dan tak bertenaga, sekujur tubuhku panas dingin tak berhenti-henti. Peristiwa sakitnya aku bermula setelah aku mengikuti program kerja kelas Inspirasi di SD Taman Dua. Sejak beberapa hari lalu aku memang sudah sakit radang tenggorokan, dan puncaknya pada hari rabu itu. Sore hari setelah selesai mandi aku merasa badanku panas dingin, menurut penuturan temanku yang menemukan ku saat sedang tiduran dikamar, dia bilang kalau bibirku sudah membiru, saat itu aku bahkan tidak sadar apa yang sedang terjadi dan tak sempat melihat wajahku. Kemudian temanku panik dan memanggil anak-anak cowok dan dalam waktu sekejap saja anak-anak cowok sudah berhamburan memasuki kamarku dan melihat keadaanku. Ketua ku pun ada disana dan membujukku untuk dibawa berobat ke puskesmas tapi aku menolak. Namun dia dan teman-teman lainnya tetap memaksa ku untuk ke puskesmas dan akhirnya aku menyerah. Malam itu saat program kerja Balistung (Baca, Tulis, Hitung) sedang berlangsung aku dan sebagian temanku langsung menuju ke puskesmas naik mobil Diaz.

Setibanya di puskesmas jam 8 malam aku langsung di infus karena aku benar-benar pucat dan hampir pingsan. Sejujurnya aku malu pada keadaanku yang begitu lemah, aku tak mau memperlihatkan hal itu pada siapapun tapi kenyataan berkata lain. Ya, aku sudah terlihat lemah di depan teman-teman lain dan aku tak suka. Saat berada di puskesmas aku bertanya-tanya kenapa aku bisa demikian? Karena selama ini aku jarang sakit berat apalagi sampai harus ngamar dan di infus. Sekitar jam 9 lebih, teman-teman sekamarku datang yaitu Candra, Sari dan Istiq. Mereka menangis, aku juga menangis. Banyak teman-temanku yang datang bergiliran menjenguk namun yang tetap stay sampai pagi yaitu Istiq dan Wahyu. Ada juga anak-anak KKN dari desa lain yang menjenguk ku, mereka berasal dari desa Jrengik, karena letak basecamp yang dekat dengan tempat KKN mereka, setelah mendapat kabar dari warga sekitar bahwa ada anak KKN yang ngamar di puskesmas maka mereka langsung datang menjenguk.

Selama sakit dan dirawat di puskesmas akhirnya aku tau bahwa aku kurang makan, makanya aku langsung ngedrop. Memang, aku selalu mengalah dan makan sedikit sekali saat KKN, karena jumlah anak-anak yang begitu banyak jadi aku memilih untuk memberikan jatah makan ku pada teman-teman KKN ku. Terkadang satu hari aku pernah hanya makan satu kali saja. Berada di puskesmas tak membuatku merasa lebih baik, suhu tubuhku yang panas dingin tak menentu semakin menyiksaku. Tapi aku bersyukur ada temanku Istiq dan Wahyu serta Sari dan Allan yang selalu menjagaku. Pada haru rabu malam sampai kamis pagi Istiq dan Wahyu yang berada dipuskesmas bersamaku, sedangkan saat kamis malam sampai jumat pagi Sari dan Allan yang menjagaku. Mereka benar-benar baik, teman-teman ku yang lain juga sangat baik mereka bergiliran datang menjenguk ku pagi, sore dan malam hari. Aku sangat bersyukur bisa KKN di Sampang bersama mereka semua.

Jumat pagi aku sudah diperbolehkan pulang oleh pihak puskesmas, namun saat malam seusai rapat tubuhku kembali drop sehingga teman-teman berinisiatif membawaku ke Rumah Sakit Sampang. Saat berada di mobil ada aku, Tya, Istiq, Wahyu dan Diaz. Sesampainya di Rumah Sakit aku merasa kaki ku sakit sekali karena saat di mobil kaki ku tertekuk sehingga akibatnya aku tidak bisa jalan. Temanku Wahyu langsung menggendongku dan membawaku ke UGD lalu mendudukkan ku di kursi roda. Saat itu aku benar-benar ingin menangis karena memperlihatkan lagi sisi lemahku pada teman-teman. Jujur aku ingin menjadi orang kuat yang tidak mudah sakit. Penanganan pertama aku langsung di infuse, temanku menangis dan aku pun ikut menangis. Semua panic dan langsung menuju Lab untuk bertanya pada dokter apa sebenarnya penyakitku, dan ternyata gula darahku menurun drastis. Itulah sebabnya kenapa aku terlihat lemas. Oke, akhirnya dokter menyarankan untuk rawat inap sehari dan menyuruhku minum air gula sebanyak-banyaknya.

Aku tertidur, dan tengah malam aku terbangun tanpa sebab. Kulihat wajah Istiq dan Wahyu, mereka kelihatan sangat lelah. Sungguh saat itu aku merasa bersalah karena telah merepotkan banyak orang terutama kedua orang itu karena mereka berdua selalu menjagaku. Semoga Allah memberikan pahala yang berlimpah atas kebaikan mereka. Wahyu menyuruhku untuk makan dan minum kalau aku ingin sembuh dan cepat keluar dari rumah sakit, aku pun menurut karena aku sudah tidak ingin merepotkan siapapun lagi. Istiq dengan sabar dan telaten menyuapi dan membantuku untuk minum, namun saat minum air gula, aku tersedak karena airnya sangat panas sekali. Wahyu yang melihat kejadian itu mengira aku muntah jadi dia bergegas mendatangiku. Setelah selesai makan dan minum, mereka memijatku. Sungguh baik sekali mereka, kemudian aku tertidur. Sekitar subuh aku terbangun lagi dan samar-samar kulihat wajah Wahyu disampingku, sepertinya ia belum tidur sama sekali sejak semalam menjagaku. Lalu akupun tertidur lagi dan pagi hari saat bangun hanya ada Istiq di depanku. Sekitar jam 7 aku di ijinkan pulang oleh dokter. Aku senang sekali karena akan berada di rumah kontrakan lagi bersama teman-teman.

Aku berusaha untuk sembuh secepat mungkin, aku makan, minum, tidur dan menuruti perkataan teman-teman, walaupun terkadang aku masih sedikit bandel dan pilih-pilih makanan. Hal itulah yang membuat teman sekamarku kesal denganku. Tapi setelah itu mereka baik lagi kepadaku.

Waktu berjalan sangat cepat, tanpa terasa sudah satu bulan kami berada di desa Taman dan waktunya untuk berpamitan dengan warga di sana. Saat berpamitan dengan anak-anak di SD aku tidak dapat lagi menahan air mataku, saat itu aku menangis terharu menatap wajah polos dan lugu anak-anak kecil SD Taman Satu. Betapa mereka semua telah menginspirasi ku untuk menjadi orang yang berguna bagi orang sekitar. Meskipun mereka tinggal di desa namun mereka semua mempunyai semangat belajar yang tinggi dan hal inilah yang akan terus aku ingat sampai kapan pun nanti. Selamat tinggal desa Taman, semoga aku bisa berkunjung kesana lagi. Amin.

Ada sedikit tambahan yang ingin aku tuliskan mengenai cinta lokasi. Sebenarnya ada salah satu orang yang ku sukai, namun aku sadar diri dan malu untuk mengungkapkannya.



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Informasi di Wikipedia

Hasil penelusuran