img.w2bsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

blogger

Labels

Welcome

Welcome Pictures

Minggu, 25 Mei 2014

Manten-manten cilik

Kemaren aku pergi ke nikahan tetanggaku ya semacam walimahan gitu lihat prosesi serah-temu manten (red : pengantin dalam bahasa Jawa). Disana aku bertemu dengan teman-teman sebayaku di desaku dan teman-teman yang umurnya dibawahku. Aku lihat mereka sudah pada gendong anak, wiih hebat ya. Aku saja di umur 24 tahun ini masih belum apa-apa, jangankan gendong anak atau lamaran, punya pacar aja belum.. hehehe (curcol). 

Nah kejadian lucunya itu pas aku melihat ada teman yang umurnya dibawahku (sekitar 19-20 tahun) lagi gendong anak, trus anaknya kan minta susu (netek) eh tanpa basa-basi temenku itu langsung nyusuin anaknya, padahal bangkunya tepat di depan manten pula. Haduuh pemandangan gratis tuh buat bapak-bapak dan pemuda yang ada disana, apalagi pas nyusuin juga nggak disensor alias nggak ditutupin apa-apa. Aku heran dan agak miris juga lihatnya, aku pikir apa dia nggak diajari sama orangtuanya kalau nyusuin anak itu harus ditutupin atau permisi kek ke dalam rumah yang punya hajatan buat ijin nyusuin yang jelas jangan sampai orang laki-laki tau, atau mungkin juga karena faktor umur jadi dia belum bisa berpikir sejauh itu? Makanya dia langsung aja spontan kayak gitu ataukah ada faktor lainnya? Hmmm…

Fenomena nikah muda di desa memang bukanlah hal yang baru. Pernikahan muda seolah-olah sudah menjadi hal yang wajar bagi masyarakat desa. Lulus dari SMA, bagi orangtua yang mempunyai anak perempuan akan lebih memilih untuk menikahkan anaknya daripada harus menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan pemikiran orang desa yang masih kolot yakni tugas perempuan itu hanya untuk urusan “sumur, dapur dan kasur”. Apabila diterjemahkan maknanya yakni tugas perempuan itu hanyalah untuk urusan-urusan rumah tangga dan nggak perlu sekolah yang tinggi. Makanya anak-anak perempuan di desaku sudah pasti nasibnya ya gitu-gitu aja, lulus SMA terus nikah, jarang ada yang kuliah. Kalaupun kuliah, pasti nggak akan lama, cuma 3-4 semester pasti bakalan ‘berhenti’ nggak diterusin karena orangtuanya mendesak untuk segera menikah. Apalagi kalau cowoknya maen melulu ke rumah si cewek, pasti deh bisa dipastikan pernikahan akan buru-buru di gelar. Sebab orang di desaku itu adalah orang yang paling menjungjung tinggirasa ‘sungkan’, kalau ada orangtua yang punya anak perempuan udah ABG dan pacarnya itu terus berkunjung kerumah si cewek, pasti deh orangtua cewek itu akan mendesak keluarga si cowok untuk menikahi anaknya. Soalnya kalau anak cewek sering di datangi sama cowok, pastilah orangtuanya sungkan (malu) sama tetangga sekitar dan alasan kedua yaitu takut nanti terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Kejadian seperti itu juga yang dialami tetangga sebelah rumahku, hahaha. Aku menamakannya ‘jebakan betmen’.. :p

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Informasi di Wikipedia

Hasil penelusuran