Aku menulis ini bukan atas dasar aku marah, justru aku
tengah merasa berbahagia dengan keadaanku sekarang. Kali ini aku akan
menceritakan kisah pertemananku saat masih duduk di bangku kuliah, masalah
pasti tetap ada tapi semua bisa kami lalui, namun hari ini semua tampak
berbeda.
Kami berjumlah Sembilan orang, kami terbentuk secara tidak
sengaja saat kampus mengadakan acara BPS. Apa itu BPS? BPS adalah singkatan
dari Bakti Pustaka, kegiatan ini mewajibkan seluruh mahasiswa dari tiap prodi
untuk ikut serta berpatisipasi. Sayangnya, acara ini kurang begitu terorganisir yang membuat aku dan teman-temanku menentang keras acara ini diadakan.
Walaupun
masih maba, kami mempunyai sikap untuk menolak hadir dalam acara ini, sehingga
panitia yang ada (yaitu kakak kelas kami)
menjadi panik karena takut acara BPS yang diadakannya tidak bisa
berjalan sesuai harapan. Awalnya hampir seluruh mahasiswa angkatan 2009 prodi
ku menolak, namun karena adanya Gertakan dari
“yang dituakan” yaitu Manohara (kakak kelas angkatan 2006) maka satu
persatu temanku pun menurut dan ikut acara tersebut. Namun, gertakan itu tak
membuat aku dan delapan temanku bergeming kemudian menurut, kami malah mengajak
dosen-dosen untuk ikut serta memboikot acara tersebut, sampai-sampai suasana
diruang dosen menjadi panas.
Sekeras apapun kami berusaha, tapi nyatanya acara BPS tetep
diadakan dan salah satu temanku ikut dalam acara tersebut, menyisakan aku dan
tujuh orang temanku. Setelah acara tersebut selesai, nampaknya terjadi gap
(kesenjangan) yang amat terlihat antara anak yang ikut BPS dan yang tidak ikut.
Sejumlah mahasiswa-mahasiswa dikelas pun menjadi kacau dan tak bisa membaur
jadi satu. Rupanya kakak kelas berhasil meracuni pikiran teman-teman untuk
membenci golongan anak yang tidak ikut BPS (yaitu aku dan teman-temanku).
Adanya perbedaan yang terlihat jelas awalnya membuatku tak
nyaman dengan kelasku, namun teman-teman seperjuanganku telah berhasil
menguatkan hatiku untuk dapat melaluinya. Kami sangat kompak kemana-mana selalu
bersama, hingga akhirnya satu orang temanku selalu memilih untuk sendiri karena
telah asyik dengan organisasinya. Jadilah tinggal kami berdelapan. Apapun yang
bisa membuat tertawa kami selalu membahasnya, tentang apapun itu. Dalam hal
akademik pun kami tidak kalah dengan golongan BPS, kami selalu meluangkan waktu
untuk belajar bersama. Awal terbentuk kata Wargooss itu sendiri asal mulanya aku
yang mencetuskan pertama kali karena terinspirasi dari kata warta un**r, namun
karena kami suka bergosip (hanya membuat lelucon gosip) karena itu aku memilih
nama grup kami adalah wargooss yang berarti warta gosip. Memang aneh, tapi
menurutku itu lucu dan nama itulah yang masih kami sandang hingga sekarang.
Akhir-akhir ini
karena kesibukan masing-masing sepertinya aku mulai dilupakan, aku sih tak
marah, hanya sedikit kecewa saja. Aku tak ingin marah pada siapapun juga. Aku
sadar diri selama ini apa sumbangsih terhadap grup ini? Kurasa tak ada, jadi
pantas-pantas saja apabila aku diperlakukan seperti ini. Sungguh aku tak apa.
0 komentar:
Posting Komentar